Mitos Seputar Serangan Jantung
|
7 Mitos Seputar Serangan Jantung |
Apa sih yang kalian bayangkan ketika mendengar kata serangan jantung? pasti ngeri sekali ya, karena sebagian besar orang yang memiliki riwayat jantung lemah akan mudah sekali jatuh dan akhirnya meninggal ketika melakukan banyak aktivitas yang melelahkan, atau juga karena sebab jantung yang kaget atau terkejut.
1. Orang yang sehat tidak akan terkena serangan jantung
Umumnya orang yang kelebihan berat badan, atau jarang olahraga lebih rentan terhadap serangan jantung. Namun orang-orang yang kurus, melakukan olahraga teratur dan makan makanan sehat tidak aman sepenuhnya dari serangan jantung. Hal ini karena timbunan kolesterol yang merupakan penyebab paling umum dari penyumbatan arteri dapat terjadi pada orang yang kurus juga.
Selain itu, masalah jantung dan serangan jantung bisa bersifat genetik. Jadi, jika seseorang memiliki riwayat masalah jantung dalam anggota keluarganya, dia pun berisiko memiliki masalah yang sama. Faktor lain seperti diabetes, kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi juga bisa memperbesar risiko tak peduli berapa berat badan seseorang. Jenis kelamin dan usia juga berpengaruh. Jadi meskipun merasa sehat, pastikan untuk melakukan cek kesehatan secara teratur.
2. Sangat mudah untuk mengenali gejala serangan jantung
Gejala serangan jantung tidak selalu jelas. Gejala-gejala klasik meliputi rasa sakit yang menyebar ke lengan kiri, leher, atau rahang.
Gejala-gejala lain termasuk:
- Nyeri dada
- Sesak di dada
- Nyeri di leher atau rahang
- Nyeri pada salah satu atau kedua lengan (terutama kiri)
- Sesak napas
- Berkeringat
- Mual
- Sakit atau berdenyut-denyut di antara tulang belikat
3. Tidak merasa nyeri dada berarti tidak ada serangan jantung
Sebagian besar dari kita percaya bahwa serangan jantung akan menimbulkan rasa nyeri di dada. Tapi seperti yang disebutkan di atas, mengetahui gejala serangan jantung tidak selalu mudah. 40 sampai 60 persen orang yang terkena serangan jantung tidak merasakan gejala khusus.
4. Perempuan tidak akan menderita serangan jantung
Benar, wanita lebih sedikit terkena serangan jantung sebelum menopause karena kehadiran estrogen yang melindungi wanita dari serangan jantung. Tetapi pasca menopause wanita memiliki tingkat risiko yang sama sebagaimana laki-laki, bahkan mungkin lebih. Menurut statistik, di seluruh dunia, 8,6 juta wanita meninggal akibat penyakit jantung setiap tahun (termasuk serangan jantung), menyumbang sepertiga dari seluruh kematian pada wanita. Wanita dua kali lebih mungkin (dibanding laki-laki) untuk meninggal dalam beberapa minggu pertama setelah menderita serangan jantung.
5. Perempuan memiliki gejala yang sama seperti laki-laki saat terkena serangan jantung
Perempuan biasanya tidak mengalami nyeri dada seperti laki-laki saat terkena serangan jantung. Saat mengalami serangan jantung, 71% wanita merasakan fisik melemah secara tiba-tiba dan seringnya tanpa nyeri dada sama sekali. Hampir dua pertiga dari kematian akibat serangan jantung pada wanita tidak didahului oleh nyeri dada.
Berikut adalah beberapa gejala serangan jantung pada wanita:
- Sesak napas
- Tubuh terasa lemah
- Kelelahan
- Mual
- Pusing
- Perut terasa tidak nyaman
6. Jika dada terasa nyeri, tunggu saja, siapa tahu akan hilang dengan sendirinya
Jika mengalami nyeri di dada, jangan hanya menunggu saja. Saat dada terasa nyeri, sesak napas, atau gejala lain yang menunjukkan serangan jantung, segera hubungi dokter. Antisipasi lebih dini akan membuat penanganan berjalan lebih mudah.
7. Orang yang masih muda tidak akan memiliki masalah jantung
Meskipun semakin bertambahnya usia seseorang lebih rentan mengalami serangan jantung, sangat mungkin penyakit arteri koroner berkembang saat usia remaja. Gaya hidup sehat perlu dimulai sedini mungkin sehingga anak-anak tidak memiliki kebiasaan buruk yang akan mereka bawa sampai dewasa.
Orang tua harus mendorong anak-anak untuk berolahraga, membatasi waktu yang dihabiskan di depan layar televisi atau komputer, dan makan makanan sehat. Anak-anak, yang mengalami obesitas, memiliki tekanan darah tinggi atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung memiliki risiko yang lebih tinggi terkena serangan jantung.